Postingan

Cerita Misteri Kedatangan Manusia Aneh Diduga Alien di Pulau Alor, Manusia Aneh yang Sempat Gegerkan Warga

Najica -  Pada awal Bulan Juli 1959, masyarakat di Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur, digemparkan dengan munculnya kawanan manusia ajaib yang tingginya rata-rata mencapai 180 centimeters. Manusia ajaib itu memiliki penampakan fisik yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka memiliki kulit merah, berambut perak berombak, berseragam biru tua dengan lengan panjang, bersepatu hitam, dan berikat pinggang yang di sana terselip benda tabung yang terbuat dari logam. Salah seorang warga melihat manusia ajaib itu sedang menyelidiki sesuatu. Warga yang melihat kemudian langsung mengepung dan menyerang dengan panah. Tapi ternyata manusia ajaib itu kebal. Dia berhasil meloloskan diri dengan cara melompat tinggi di atas kepala para pengepungnya. Kemudian menghilang tanpa meninggalkan jejak. Lalu siapa sebenarnya manusia ajaib di Alor ini? Sementara itu, di Pulau Pantar, ada enam orang manusia ajaib yang berkeliaran di rumah-rumah penduduk setelah matahari terbenam. Salah seorang manusia ajaib

Kisah Desa Ciwaru Kuningan Jadi Kota Darurat, Lindungi Kota Cirebon dari Serangan Belanda

Aboutgarciniacambogia -  Pasca perundingan Linggarjati pada 10 hingga 15 November 1946, sejumlah perjanjian turut disepakati oleh tiga belah pihak yakni Belanda, Inggris dan Indonesia. Beberapa poin yang disahkan yakni mengakui kedaulatan beberapa wilayah Indonesia secara de facto, Belanda harus kembali ke negara asalnya serta membentuk negara persemakmuran RIS di bawah pimpinan Ratu Wilhelmina. Sayangnya, kesepakatan itu tak berlangsung lama sampai akhirnya Belanda kembali berambisi untuk merebut Republik Indonesia lewat agresi militer ke-I pada 21 Juli-- 5 Agustus 1947. Pelaksanaannya sendiri dipimpin oleh Gubernur Jenderal Johannes Van Mook. Saat itu sejumlah wilayah di Jawa Barat turut menjadi sasaran hingga menimbulkan kekacauan seperti di karesidenan Cirebon (Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Agaknya peristiwa ini membuat pusat pemerintahan ibu kota di sana terpaksa dipindahkan secara darurat ke wilayah Desa/Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan. "Berdasarkan Keputusan De